TUGAS PENDIDIKAN
AGAMA ISLAM
“ISLAM DAN
PENGEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI”
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 7
1.
ALIEN
NICE KAPINANCI (111 034
026)
2.
YUSNIA
ARUM ANGGRAINI (111 034 027)
3.
MU’AMMAR
SYAIKHUL Q.ASS (111 034 028)
4.
AHMAD
SHODIQIN (111
034 201)
PENDIDIKAN
LUAR SEKOLAH 2011 KELAS A
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………
iii
DAFTAR
ISI …………………………………………………………………………….. iv
BAB
I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah…………………………………………………… 1
Rumusan Masalah…………………………………………………… 3
Tujuan………………………………………………………………... 3
Manfaat……………………………………………………………….. 3
BAB II
PEMBAHASAN
B. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
dalam Islam…………………………...... 4
a. Definisi Ilmu dan
Ilmu Pengetahuan………………………………... 4
b. Al- Qur’an sebagai
Sumber Ilmu Pengetahuan…………………..... 4
c. Konsep Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi dalam Islam…………..... 5
C.
Kazanah Kemajuan Iptek dalam Sejarah Peradaban Islam……………..... 6
D. Arah Pengembangan Iptek dalam
Islam………………………………….. 7
E. Berperilaku Islam dalam
Menghadapi Kemajuan Iptek………………..... 10
a. Aqidah Islam sebagai
Dasar Iptek…………………………………... 12
BAB
III KESIMPULAN……………………………………………………………....... 16
BAB
IV KATA PENUTUP……………………………………………………………... 17
Daftar
Pustaka…………………………………………………………………. 18
KATA PENGANTAR
BISMILLAHHIRROHMANNIRROKHIM
ASSALAMU’ALAIKUM WR. WB.
Dengan segala kerendahan hati, kami memanjatkan
puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karuniaNya, sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah: Islam dan Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi ini dengan baik, meski masih terdapat beberapa kekurangan.
Makalah ini disusun untuk memberikan kompetensi bagi para mahasiswa agar
dapat memahami: Konsep Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dalam Islam, Khazanah
Kemajuan IPTEK dalam Sejarah Peradaban Islam, Arah Pengembangan IPTEK dalam
Islam, Berperilaku Islami dalam Menghadapi Kemajuan IPTEK. Itulah sebabnya
makalah ini dibuat.
Harapan kami dengan dibukukan tugas ini mahasiswa dan dosen
pembimbing yang membaca akan mengenal , memahami serta dapat mengetahui tentang
“Konsep Dasar Pendidikan”.Dan kami berharap semoga tugas ini bermanfaat bagi
mahasiswa ,dosen dan pemerhati masalah
pendidikan khususnya .
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu
kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Sehingga dengan hadirnya makalah ini, mudah-mudahan dapat menjadi tolak ukur ataupun batasan bagi kaum muslim dalam menyikapi perkembangan teknologi yang semakin marak di gandrungi, terutama kaum muslim yang masih menginjak usia remaja atau dewasa awal. Mengingat buku ini disusun oleh kami dari Prodi Pendidikan Luar Sekolah yang mendapat bahan dari beberapa sumber.
Sehingga dengan hadirnya makalah ini, mudah-mudahan dapat menjadi tolak ukur ataupun batasan bagi kaum muslim dalam menyikapi perkembangan teknologi yang semakin marak di gandrungi, terutama kaum muslim yang masih menginjak usia remaja atau dewasa awal. Mengingat buku ini disusun oleh kami dari Prodi Pendidikan Luar Sekolah yang mendapat bahan dari beberapa sumber.
Akhirnya, dengan
segala keterbatasan kami, mohon kritik, saran dan tegur sapa dari semua pihak
untuk memberikan koreksi maupun saran yang konstruksif demi memperbaiki kami
dalam melakukan atau melaksanakan tugas yang akan datang, agar layak menjadi
bahan diskusi selanjutnya dan kami sampaikan terima
kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini
dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita.
Amin.
.
Surabaya, 11 Oktober 2011
Penyusun
BAB1
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Dunia
dewasa ini mengalami kemajuan yang tak terbendung diseluruh sektor kehidupan.
Tak terkecuali bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang biasa kita kenal
dengan istilah “iptek”. Dikalangan generasi muda, ada semacam perkataan bagi
mereka yang menguasai dan tidak menguasai iptek. Mereka yang kurang menguasai
teknologi dengan baik harus berbesar hati mendapat julukan “gaptek” dan
“jadul”.julukan ini sebetulnya menjadi biasa tatkala kita tidak menanggapinya
dengan serius, tetapi akan menjadi motivasi besar jika kita renungkan lebih
dalam karena penguasaan teknologi dizaman yang sudah serba canggih ini sangat
dibutuhkan. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) di satu sisi
memang berdampak positif, yakni dapat memperbaiki kualitas hidup manusia.
Berbagai sarana modern industri, komunikasi, transportasi, terbukti amat
bermanfaat. Tapi di sisi lain, tak jarang iptek juga berdampak negatif karena
merugikan dan membahayakan kehidupan dan martabat manusia.Disinilah, hubungan
pendidikan islam sebagai pedoman hidup menjadi sangat penting untuk ditengok
kembali, agar hal yang demikian tidak terjadi lagi dimasa mendatang.
Peran Islam dalam perkembangan iptek pada dasarnya ada 2 (dua). Pertama,
menjadikan Aqidah Islam sebagai paradigma ilmu pengetahuan. Paradigma inilah
yang seharusnyadimiliki umat Islam, bukan paradigma sekuler seperti yang ada
sekarang. Paradigma Islam ini menyatakan bahwa Aqidah Islam wajib dijadikan
landasan pemikiran (qa‘idah fikriyah) bagi seluruh bangunan ilmu pengetahuan.
Ini bukan berarti menjadi Aqidah Islam sebagai sumber segala macam ilmu
pengetahuan, melainkan menjadi standar bagisegala ilmu pengetahuan. Maka ilmu
pengetahuan yang sesuai dengan Aqidah Islamdapat diterima dan diamalkan, sedang
yang bertentangan dengannya, wajib ditolak dantidak boleh diamalkan. Kedua,
menjadikan Syariah Islam (yang lahir dari Aqidah Islam)sebagai standar bagi
pemanfaatan iptek dalam kehidupan sehari-hari. Standar atau kriteriainilah yang
seharusnya yang digunakan umat Islam, bukan standar
manfaat(pragmatisme/utilitarianisme) seperti yang ada sekarang. Standar syariah
ini mengatur, bahwa boleh tidaknya pemanfaatan iptek, didasarkan pada ketentuan
halal-haram(hukum-hukum syariahIslam). Umat Islam boleh memanfaatkan iptek,
jika telahdihalalkan oleh Syariah Islam. Sebaliknya jika suatu aspek iptek
telah diharamkan olehSyariah, maka tidak boleh umat Islam memanfaatkannya, walau
pun ia menghasilkanmanfaat sesaat untuk memenuhi kebutuhan manusia.Perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) di satu sisi memang berdampakpositif,
yakni dapat memperbaiki kualitas hidup manusia. Berbagai sarana modernindustri,
komunikasi, dan transportasi, misalnya, terbukti amat bermanfaat.
Denganditemukannya mesin jahit, dalam 1 menit bisa dilakukan sekitar 7000
tusukan jarum jahit.Bandingkan kalau kita menjahit dengan tangan, hanya bisa 23
tusukan per menit(Qardhawi, 1997).
Dahulu Ratu Isabella (Italia) di abad XVI perlu waktu 5 bulan
dengansarana komunikasi tradisional untuk memperoleh kabar penemuan benua
Amerika olehColumbus. Lalu di abad XIX Orang Eropa perlu 2 minggu untuk
memperoleh beritapembunuhan Presiden Abraham Lincoln. Tapi pada 1969, dengan
sarana komunikasicanggih, dunia hanya perlu waktu 1,3 detik untuk mengetahui
kabar pendaratan NeilAmstrong di bulan (Winarno, 2004). Dulu orang naik haji
dengan kapal laut bisamemakan waktu 17-20 hari untuk sampai ke Jeddah. Sekarang
dengan naik pesawatterbang, kita hanya perlu 12 jam saja. Subhanallah.Tapi di
sisi lain, tak jarang iptek berdampak negatif karena merugikan dan
membahayakan kehidupan dan martabatmanusia. Bom atom telah menewaskan ratusan
ribu manusia di Hiroshima dan Nagasakipada tahun 1945. Pada tahun 1995,
Elizabetta, seorang bayi Italia, lahir dari rahimbibinya setelah dua tahun
ibunya (bernama Luigi) meninggal. Ovum dan sperma orangtuanya yang asli,
ternyata telah disimpan di ?bank? dan kemudian baru dititipkan padabibinya, Elenna
adik Luigi (Kompas, 16/01/1995). Bayi tabung di Barat bisa berjalanwalau pun
asal usul sperma dan ovumnya bukan dari suami isteri (Hadipermono, 1995).
Bioteknologi dapat digunakan untuk mengubah mikroorganisme yang sudah
berbahaya,menjadi lebih berbahaya, misalnya mengubah sifat genetik virus
influenza hingga mampumembunuh manusia dalam beberapa menit saja (Bakry, 1996).
Kloning hewan rintisanIan Willmut yang sukses menghasilkan domba kloning
bernama Dolly, akhir-akhir iniditerapkan pada manusia (human cloning).
Lingkungan hidup seperti laut, atmosferudara, dan hutan juga tak sedikit
mengalami kerusakan dan pencemaran yang sangatparah dan berbahaya. Beberapa
varian tanaman pangan hasil rekayasa genetika jugadiindikasikan berbahaya bagi
kesehatan manusia. Tak sedikit yang memanfaatkanteknologi internet sebagai
sarana untuk melakukan kejahatan dunia maya (cyber crime)dan untuk mengakses
pornografi, kekerasan, dan perjudian.Di sinilah, peran agamasebagai pedoman
hidup menjadi sangat penting untuk ditengok kembali. Dapatkah agamamemberi
tuntunan agar kita memperoleh dampak iptek yang positif saja,
serayamengeliminasi dampak negatifnya semininal mungkin? Sejauh manakah agama
Islamdapat berperan dalam mengendalikan perkembangan teknologi modern?
RUMUSAN MASALAH :
- 1.Apa Definisi antara Ilmu dan Ilmu Pengetahuan?
- 2.Mengapa Al -Qur’an sebagai Sumber dari Segala Ilmu Pengetahuan?
- 3.Apa Perbedaan antara Konsep Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dalam Islam?
- 4.Bagaimana Perkembangan Khazanah Kemajuan Iptek dalam Sejarah Peradaban Islam?
- 5.Kemana Arah Pengembangan Iptek dalam Islam?
- 6.Bagaimana Berperilaku Islami dalam Menghadapi Kemajuan Iptek?
- 7.Apa Aqidah Islam sebagai Dasar Iptek?
TUJUAN :
- Diharapkan dapat mengetahui konsep ilmu pengetahuan dan teknologi dalam islam
- Di harapkan dapat mengetahui khazanah kemajuan iptek dalam sejarah peradaban islam
- Diharapkan dapat mengetahui arah pengembangan iptek dalam islam
- Diharapkan dapat berprilaku sesuai islam dalam menghadapi kemajuan iptek
MANFAAT :
Bagi pembaca
:
Ø Dapat memberikan ilmu dan informasi bahwa perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi bisa di manfaatkan dengan baik dan memberikan dampak
positif
Ø Dapat menjadi tuntunan dan
memanfaatkan iptek dengan sebaik mungkin
Ø Dapat menjawab tantangan zaman melalui perkembangan iptek secara
islami
Ø Di harapkan dapat berprilaku sesuai islam dalam menghadapi kemajuan
iptek
Ø Dapat menambah khazanah kemajuan iptek dalamperadaban islam
Ø Dapat mengetahui konsep ilmu pengetahuan dan teknologi dalam islam
Bagi penulis :
Ø
Memberikan wawasan baru tentang perkembangan iptek secara islami
Ø
Mendapatkan informasi tentang
kemajuan iptek dalam islam
Ø
Dapat memberikan solusi bagaimana mengatasi perkembangan iptek
secara islami
Ø
Dapat mengetahui arah pengembangan kemajuan iptek secara islami
BAB II
PEMBAHASAN
B. Ilmu Pengetahuan
dan Teknologi Dalam Pandangan Islam
Di era globalisasi ini, perkembangan ilmu dan teknologi sangat
cepat. Sejumlah penemuan dan inovasi memberikan kontribusi yang tinggi
munculnya produk-produk baru yang membudahkan pekerjaan manusia. Akan tetapi
sangat disayangkan kebanyakan para ilmuwan yang muncul berasal dari negeri
barat yang rata-rata bukan berasal dari kaum musalimin. Lantas dimanakah para
ilmuwan muslimin itu? Bukankah dalam islam disebutkan bahwa tiap muslim itu
diwajibkan menuntut ilmu?Apakah kaum muslimin kini menyadari bahwa kita sedang
mengalami apa yang dimaksud engan Ghozwul Fikri (Perang pemikiran)?
a. Definisi Ilmu dan Ilmu Pengetahuan
Menurut Sutrisno Hadi, ilmu pengetahuan adalah kumpulan dari
pengalaman-pengalaman dan pengetahuan-pengetahuan dari sejumlah orang-orang
yang dipadukan secara harmonis dalam suatu bangunan yang teratur. Sedangkan
ilmu itu sendiri (yang berasal dari kata science) adalah rangkaian keterangan
tentang sesuatu yang berasal dari pengamatan gejala-gejala alamiah (fenomena)
melalui studi dan pengalaman yang disusun dalam sebuah sistem untuk menentukan
hakekat dari yang dimaksud. Dari pengertian ini terlihat bahwa rasio lebih
dominan.Menurut pemikiran manusia secara umum, hakekat ilmu adalah hubungan
antara subyek terhadap obyek (timbale balik) menurut suatu idea (cita-cita).
Selain definisi tersebut, masih banyak definisi lain tentang ilmu dan ilmu
pengetahuan dari para ahli, tetapi bagaimana halnya menurut Al-Qur’an?Pada
Al-Baqarah:31 secara fungsional berlaku pada kita bahwa ilmu yang pertama
adalah wahyu Allah. Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda)
seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman: “Sebutkanlah
kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu memang orang-orang yang benar!” Dan
juga dijelaskan dalam surat Ar-Rahman ayat 1 dan 2 bahwa Al-Qur’an adalah suatu
ilmu.(Tuhan ) Yang Maha Pemurah, yang telah mengajarkan Al-Qur’an.Dan yang
dimaksud ilmu dalam Al-Qur’an adalah rangkaian keterangan yang bersumber dari
Allah.yang diberikan kepada manusia baik melalui rasu-Nya ataupun langsung
kepada manusia yang menghendakinya tentang alam semesta sebagi ciptaan Allah
yang bergantung menurut ketentuan dan kepastian-Nya.
b. Al -Qur’an sebagai sumber dari segala Ilmu
Pengetahuan
Terkadang manusia tidak menyadari bahwa jawaban dari
pertanyaan-pertanyaan yang muncul dalam pemikiran mereka akan alam beserta
isinya terdapat dalam Al-Qur’an. Namun bukannya justru kembali ke Al-Qur’an,
malah mencari sumber dari berbagai buku, internet dan sebagainya. Padahal
jawaban dari masalah pengetahuan itu secara tersurat/tersirat terdapat dalam
Al-Qur’an.
Mulai dari hal yang kecil, seperti Metodologi Penelitian. Islam
memandang bahwa dalam menyususn penelitian, seorang peneliti harus dapat
memandang permasalahan secra jujur an melepaskan subyektifnya, baik subyektif
dalam hal perasaan ataupun lingkungannya. Dalam Al-Maidah ayat 27-31 disebutkan
bahwa seorang anak Adam yang mengambil kesimpulan berdasarkan subyektifnya,
akan berakibat melakukan tindak pidana pembunuhan terhadap saudaranya. Akibat
dari tindak-tanduknya yang tidak mampu menyelesaikan permasalahan secara
tuntas, membuatnya bingung sendiri. Selain itu, ayat ini menjelaskan bahwa
manusia banyak pula mengambil pelajaran dari alam dan jangan segan-segan
mengambil pelajaran dari yang lebih rendah tingkatan pengetahuannya.
Berikut ini
beberapa potongan ayat tentang teknologi.
Yunus:101,
Katakanlah:”Perhatikanlah
apa yang ada di langit dan di bumi. Tidaklah bermanfat tanda kekuasaan Allah
dan asul-rasul yang memberi peringatan bagi orang-orang yang tidak beriman”
Thaahaa:114
Maka Maha Tinggi Allah Raja
Yang sebenar-benarnya, dan janganlah kamu tergesa-gesa membaca Al Qur’an
sebelum disempurnakan mewahyukannya kepadamu, dan katkanlah:”Ya Tuhanku,
tambahkanlah kepadaku Ilmu Pengetahuan
Al-Mulk:3-4
Yang telah menciptakan
tujuh langit berlapis-lapis.Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan
Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang,
adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang?Kemudian pandanglah sekali lagi
niscaya penglihatanmu akan kembali padamu dengan tidak menemukan sesuatu cacat
dan penglihatanmu itupun dalam keadaan payah.
Al-Alaq:1-5
Bacalah dengan (menyebut)
nama Tuhan-mu Yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal
darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, Yang mengajar (manusia)
dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.
c. Konsep Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi Dalam Islam
Peradaban manusia mengalami puncak kejayaan di bidang ilmu
pengetahuan dan teknologi(IPTEK). Iptek menjadi dasar dan pondasi yang
menyangga bangunan peradaban modern. Hal ini berarti masa depan suatu bangsa
akan banyak di tentukan oleh tingkat penguasaannya terhadap Iptek.
Definisi tentang sains dan teknologi telah diberikan oleh para
filosuf dan ilmuan. Pengetahuan adalah segala suatu yang diketahui manusia
melalui tangkapan panca indra, intuisi, dan akal, sedangka ilmu pengetahuan
adalah pengetahuan yang sudah diklarifikasi, diorganisasi, disistematisasi,dan
di interpretasi sehingga menghsilkan kebenaran objektif, dapat di uji
kebenarannya dan dapat diuji ulang secara ilmiah. Secara etimologis, ilmu
berarti kejelasan
Teknologi merupakan produk ilmu pengetahuan. Teknologi didefinisikan
sebagai kemampuan teknik dalam pengertian yang utuh dan menyeluruh, bertopang
kepada pengetahuan ilmu-ilmu alam yang bersandarkepada proses teknik tertentu.
Sedangkan teknik adalah semua manifestasi dalam arti materi yang lahir dari
daya cipta manusia untuk membuat segala sesuatu yang bermanfaat guna,
mempertahankan kehidupan.
Pada dasarnya teknologi memiliki karakteristik objektif dan netral,
namun dalam situasi tertentu, teknologi tidak netral karena memiliki potensi
merusak dan potensi kekuasaan. Disinilah letak perbedaan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
Dalam pemikiran islam ada dua sumber ilmu:
-Akal
-Wahyu
Keduanya tidak boleh di pertentangkan. Manusia diberi kebebasan
dalam mengembangkan akal budinya berdasarkan tuntunan Qur’an dan sunnah Rasul.
Dalam pemikiran
islam memiliki dua sifat yaitu,
Bersifat abadi
(perennial knowledge), tingka kebenaran bersifat mutlak (absolute),karena
bersumber dari wahyu allah
Ilmu yang bersifat perolehan (acquired knowledge).sifat kebenarannya
bersifat nisbi(relative) karena bersumber dari akal pemikiran manusia.
Dalam pandangan
islam, antara agama, ilmu pengetahuan dan teknologi terdapat hubungan yang
harmonis yang terintegrasi ke dalam suatu system yangdisebut Dinul Islam. Ilsam
memiliki tiga unsure pokok yaitu:
Akidah, syari’ah, dan akhlak. Islam merupakan ajaran agama yang sempurna.
Kesempurnaannya dapat tergambar dalam keutuhan inti ajarannya. Ketiga inti
ajaran ajaran itu terintegrasi di dalam sebuah system ajaran yang disebut Dinul
Islam.
Dalam QS.14 (Ibraim):24 25 dinyatakan:
Artinya ; (24) Maka kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat
perumpamaan kalimat yang baik sepeti pohon yang baik, akarnya teguh dan
cabangnya (menjulang) ke langit, (25) Pohon itu memberikan buahnya pada setiap
musim dengan seizing Tuhannya. Allah membuat perumpamaan itu untuk manusia
supaya mereka selalu ingat
Ayat di atas menggambarkan keutuhan antara iman,ilmu,dan amal atau
Aqidah,syari’ah dan Akhlak dengan menganologikan bangunan Dinul Islam, bagaikan
sebatang pohon yang baik. Akarnya menghujam ke bumi, batangnya menjulang tinggi
ke langit, cabangnya atau dahannya rindang dan buahnya lebat. Ini merupakan
gambaran bahwa antaran iman,ilmu dan amal merupakan satu kesatuan yang
utuh,tidak dapat pisahkan antara satu
sama lain. Iman diidentikan dengan akar dari sebuah pohon yang menopang
tegaknya ajaran islam. Ilmu bagaikan batang pohon yang mengeluarkan dahan-dahan cabang-cabang
ilmu pengetahuan. Sedangkan amal ibarat buah dari pohon itu identik dengan
teknologi dan seni. Iptek yang dikembangkan diatas nilai-nilai iman dan ilmu
akan menghasilkan amal shalih,bukan kerusakan alam.
C. KHAZANAH KEMAJUAN
IPTEK DALAM SEJARAH PERADAPAN ISLAM
Peradaban islam mngalami proses jatuh bangun,sebagai peristiwa telah
menghiasi perjalanannya. Sejarawan barat beraliran konservatif, W Montomery
watt menganalisa tentang rahasia kemajuan peradapan islam,ia mengatakan bahwa
islam tidak mengenal pemisahan yang kaku antara ilmu pengetahuan,etika dan
ajaran agama.satu dengan yang lain,djadikan dalam satu tarikan nafas.Orientalis
sedillot menyatakan bahwa hanya bangsa arab pemikul panji – panji peradapan abad pertengahan. Andalusia yang
menjadi pusat ilmu pngetahuan di masa kejayaan islam,telah melahirkan ribuan
ilmuan, dan menginspirasipara ilmuan barat untuk belajar di kemajuan iptek yang
dibangun kaum muslimin. Ilmu pengetahuan dipandang sebagai suatu hal yang
sangat mulia dan berharga.
Perpustakaan umum banyak dibangun di masa kejayaan islam, misalnya
perpustakaan al-ahkamdi Andalusia, merupakan perpustakaanyang sangat besar dan
luas.memiliki 400 ribu buah buku dan uniknya perpustakaan ini sudah memiliki
katalog.perpustakaan umum Tripoli di daerah syam, memiliki sekitar tiga juta judul buku, termasuk 50000
eksemplar al-qur’an dan tafsirannya. Khazanah islam yang gemilang akhirnya
dihancurkan paPeradaban Islam memang peradaban emas yang mencerahkan dunia. Itu
sebabnya menurut Montgomery, tanpa dukungan peradaban Islam yang menjadi
‘dinamo’nya, Barat bukanlah apa-apa. Wajar jika Barat berhutang budi pada
Islam.sukan salib eropa dan pasukan tartar ketika mereka menyerang islam.
Ilmu pengetahuan dipandang sebagai suatu hal yang sangat mulia dan
berharga. Para khalifah dan para pembesar lainnya membuka kemungkinan
seluas-luasnya untuk kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan. Pada umumnya
khalifah adalah para ulama yang mencintai ilmu, menghormati sarjana dan
memuliakan pujangga.Kebebasan berpikir sebagai hak asasi manusia diakui
sepenuhnya. Pada waktu itu akal dan pikiran dibebaskan benar-benar dari
belenggu taklid, hal mana menyebabkan orang sangat leluasa mengeluarkan
pendapat dalam segala bidang, termasuk bidang aqidah, falsafah, ibadah dan
sebagainya.
Badri yatim mengungkapkan bahwa di masa khilafah abasiyyah, telah
lahir ilmuan- ilmuan islam dengan berbagai penemuannya yang menguncagkan dunia
diantaranya:
Al- khawarizmi
(780-850) menemukan angka nol dan namanya diabadikan dalam cabang ilmu
matematika, algorima(logaritma)Ibnu sina(980-103) membuat termometer udara
untuk mengukur suhu udara.Al- biruni (973-1048) melakukan pengamatan terhadap
tanaman. Hasil panen yang memuaskan dengan system irigasi modern(abad ke 18 dan
5 m) di irak. Kecanggihan di bidang arsitektur, seperti masjid agung cordoba di
bangun oleh al-mutawakkil.
Kegemilangan islam dizaman pertengahan,tidak hanya mampu
berkompetisi dengan barat, tetapi juga menjadi kiblat peradapan dunia
disebabkan oleh pengembangan ilmu pngetahuan dan teknologi didasarkan atas iman
dan takwa .dunia Barat yang melandasi pengembangan Ipteknya hanya untuk
kepentingan duniawi yang ’matre’ dan sekular, maka Islam mementingkan
pengembangan dan penguasaan Iptek untuk menjadi sarana ibadah-pengabdian Muslim
kepada Allah swt dan mengembang amanat Khalifatullah (wakil/mandataris Allah)
di muka bumi untuk berkhidmat kepada kemanusiaan dan menyebarkan rahmat bagi
seluruh alam (Rahmatan lil ’Alamin). Ada lebih dari 800 ayat dalam Al-Quran
yang mementingkan proses perenungan, pemikiran dan pengamatan terhadap berbagai
gejala alam, untuk ditafakuri dan menjadi bahan dzikir (ingat) kepada Allah.
Yang paling terkenal adalah ayat:
“Sesungguhnya dalam
penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat
tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang berakal, (yaitu) orang-orang
yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan
mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya
Tuhan kami, tiadalah Engkau ciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka
peliharalah kami dari siksa neraka.” (QS Ali Imron [3] : 190-191)
“Allah akan mengangkat
derajat orang-orang yang beriman dan berilmu pengetahuan beberapa derajat.”
(QS. Mujadillah [58]: 11 )
Bagi umat Islam, kedua-duanya adalah merupakan ayat-ayat (atau
tanda-tanda) ke-Mahakuasa-an dan Keagungan Allah swt. Ayat tanziliyah/naqliyah
(yang diturunkan atau transmited knowledge), seperti kitab-kitab suci dan
ajaran para Rasul Allah (Taurat, Zabur, Injil dan Al Quran), maupun ayat-ayat
kauniyah (fenomena, prinsip-prinsip dan hukum alam), keduanya bila dibaca,
dipelajari, diamati dan direnungkan, melalui mata, telinga dan hati (qalbu +
akal) akan semakin mempertebal pengetahuan, pengenalan, keyakinan dan keimanan
kita kepada Allah swt, Tuhan Yang Maha Kuasa, Wujud yang wajib, Sumber segala
sesuatu dan segala eksistensi). Jadi agama dan ilmu pengetahuan, dalam Islam
tidak terlepas satu sama lain. Agama dan ilmu pengetahuan adalah dua sisi koin
dari satu mata uang koin yang sama. Keduanya saling membutuhkan, saling
menjelaskan dan saling memperkuat secara sinergis, holistik dan integratif.
D.ARAH
PENGEMBANGAN IPTEK DALAM ISLAM
Allah telah menciptakan manusia dengan potensi akal untuk memahami
elemen- elemen alam, menyelidiki dan menggunakan benda-benda dalam bumi dan
langit demi kebutuhannya. Allah SWT dalam QS. 17(Al Isra’) 70 berfirman:
وَلَقَدْ كَرَّمْنَا بَنِي آدَمَ وَحَمَلْنَاهُمْ فِي
الْبَرِّ وَالْبَحْرِ وَرَزَقْنَاهُم مِّنَ الطَّيِّبَاتِ وَفَضَّلْنَاهُمْ عَلَى
كَثِيرٍ مِّمَّنْ خَلَقْنَا تَفْضِيلا
Artinya: Dan sesungguhnya
telah kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka didaratan dan dilautan,
Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan
kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan.
Dalam ayat tersebut, Al-Qur’an sakhhara
yang artinya menundukkan atau merendahkan, maksudnya adalah agar alam raya ini
dengan segala manfaat yang dapat diraih darinya harus tunduk dan dianggap
sebagai sesuatu yang posisinya berada di bawah manusia. Peran manusia sebagai
khalifah dimuka bumi menyebabkan alam semesta tunduk dalam kepemimpinan manusia
yang sejalan dengan maksud Allah SWT. Dalam QS. 13(Ar Ra’du) : 2 Allah
berfirman:
اللّهُ الَّذِي رَفَعَ السَّمَاوَاتِ بِغَيْرِ عَمَدٍ
تَرَوْنَهَا ثُمَّ اسْتَوَى عَلَى الْعَرْشِ وَسَخَّرَ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ
كُلٌّ يَجْرِي لأَجَلٍ مُّسَمًّى يُدَبِّرُ الأَمْرَ يُفَصِّلُ الآيَاتِ
لَعَلَّكُم بِلِقَاء رَبِّكُمْ تُوقِنُونَ
Artinya : Alla lah Yang
meninggikan langit tanpa tiang(sebagaimana) yang kamu
lihat, kemudian Dia bersemayam di atas Arasy, manundukkan matahari dan bulan. Masing- masing beredar hingga waktu yang ditentukan. Allah
mengatur urusan(makhluk Nya), menjelaskan tanda-
tanda(kebesaranNya), supaya kamu meyakini pertemuan(mu) dengan Tuhanmu.
Dengan kemampuan akal, ilmu, dan teknolginya manusia dapat meniru
segala kekuatan beraneka makhluk, manusia dengan kapal udara dan jet dapat
terbang ke udara seperti burung. Manusia dapat menembus bumi dengan
teknologinya serta menggali segala mineral dan minyak yang terpendam dalam
bumi.
Dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, umat Islam
hendaknya memiliki dasar dan motif bahwa yang mereka lakukan tersebut adalah
untuk memperoleh kemakmuran dan kesejahteraan di dunia sebagai jembatan untuk
mencari keridhaan Allah sehingga terwujud kebahagiaan di dunia dan di akhirat.
Allah berfirman dalam Q.S. Al Bayyinah 5:
وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ
مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاء وَيُقِيمُوا الصَّلَاةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ
وَذَلِكَ دِينُ الْقَيِّمَةِ
Artinya: Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah
dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan
supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian Itulah
agama yang lurus.
Ayat pertama dalam Al-Qur’an adalah perintah iqra’bismirabikalladzi khalaq (bacalah dengan nama Tuhanmu yang
menciptakan). Hal ini bermakna ketundukan manusia bukan kepada alam dan segala
yang diciptakan, melainkan pada penguasa Alam. Allama bil qalam ( yang mengajar dengan qalam). Makna qalam terus berkembang sepanjang jalan,
mulai dari alat tulis sederhana,sampai arti qalam
di abad modern ini, sepeti mesin tik,computer,mesin percetakan,cetak jarak
jauh,internet, dan handphone yang beraneka fungsinya yang terus berkembang. Qalam adalah alat tulis dan alat
perekam,sebagai lambing teknologi.
Dalam Islam segala amal perbuatan(manusia muslim) senantiasa di kaitkan
dengan keridhaan Allah. Dalam masalah ibadah senantiasa memperhatikan petunjuk
dari Rasulullah. Tapi dalam menghadapi dunia yang terus berkembang ini, manusia
diberikan kebebasan seluas-luasnya untuk di kembangkan dengan memperhatikan
batasan-batasan yang telah di tentukan.
Ilmu pengetahuan dan teknologi adalah lapangan kegiatan yang
terus-menerus berkembang dan perlu dikembangkan karena mempunyai manfaat
sebagai penunjang kehidupan manusia. Dengan adanya teknologi, banyak segi
kehidupan manusia yang dipermudah berpijak kepada dasar dan motif dalam
pencarian dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kecanggihan
teknologi bagi umat muslim taklain untuk memperoleh kemakmuran dan
kesejahteraan di dunia sebagai jembatan untuk mencari ke ridhaan Allah, sehingga dapat
di capai kebahagiaan di dunia dan di akhirat.
Arah perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi dibutuhkan agar
dalam perkembangannya tidak menyimpang dari ketentuan hukum-hukum syara’, dan
hanya mengikuti keinginan dan hawa nafsu manusia demi kepuasan intelektualitas.
Dalam sistem pendidikan islam, strategi dan arah perkembangan iptek dapat kita
lihat dalam kerangka berikut ini:
- 1.Tujuan utama ilmu yang dikuasai manusia adalah dalam rangka untuk mengenal Allah swt. sebagai Al Khaliq, menyaksikan kehadirannya dalam berbagai fenomena yang diamati, dan mengangungkan Allah swt, serta mensyukuri atas seluruh nikmat yang telah diberikanNya.
- 2.Ilmu harus dikembangkan dalam rangka menciptakan manusia yang hanya takut kepada Allah swt. semata sehingga setiap dimensi kebenaran dapat ditegakkan terhadap siapapun juga tanpa pandang bulu.
- 3.Ilmu yang dipelajari berusaha untuk menemukan keteraturan sistem, hubungan kausalitas, dan tujuan alam semesta.
- 4.Ilmu dikembangkan dalam rangka mengambil manfaat dalam rangka ibadah kepada Allah swt., sebab Allah telah menundukkan matahari, bulan, bintang, dan segala hal yang terdapat di langit atau di bumi untuk kemaslahatan umat manusia.
- 5.Ilmu dikembangkan dan teknologi yang diciptakan tidak ditujukan dalam rangka menimbulkan kerusakan di muka bumi atau pada diri manusia itu sendiri.
- Dengan demikian, agama dan aspek pendidikan menjadi satu titik yang sangat penting, terutama untuk menciptakan SDM (Human Resources) yang handal dan sekaligus memiliki komitmen yang tinggi dengan nilai keagamaannya.
- Di samping itu hal yang harus diperhatikan pembentukan SDM berkualitas imani bukan hanya tanggung jawab pendidik semata, tetapi juga para pembuat keputusan politik, ekonomi, dan hukum sangat menentukan.
- Perlu dicatat bahwa akar kriminalitas, termasuk KKN, terjadi adalah akhlaq/perilaku manusianya yang teralienasi dengan ajaran agamanya. Revolusi terhadap perilaku manusia merupakan basis dari gerakan pembaharuan yang benar. Oleh sebab itu sangat diperlukan co-responsible for finding solutions. Untuk melakukan revolusi tersebut maka musti diawali dengan revolusi pemikiran (Taghyiir al Afkaar) dan pemahaman manusia terhadap Islam.
E.BERPERILAKU
ISLAMI DALAM MENGHADAPI KEMAJUAN
IPTEK
Kemajuan Ilmu pengetahuan dan teknologi dunia, yang kini dipimpin
oleh peradaban Barat satu abad terakhir ini, mencegangkan banyak orang di
berbagai penjuru dunia. Kesejahteraan dan kemakmuran material (fisikal) yang
dihasilkan oleh perkembangan Iptek modern tersebut membuat banyak orang lalu
mengagumi dan meniru-niru gaya hidup peradaban Barat tanpa dibarengi sikap
kritis terhadap segala dampak negatif dan krisis multidimensional yang
diakibatkannya.
Peradaban Barat modern dan postmodern saat ini memang memperlihatkan
kemajuan dan kebaikan kesejahteraan material yang seolah menjanjikan kebahagian
hidup bagi umat manusia. Namun karena kemajuan tersebut tidak seimbang,
pincang, lebih mementingkan kesejahteraan material bagi sebagian individu dan sekelompok
tertentu negara-negara maju (kelompok G-8) saja dengan mengabaikan, bahkan
menindas hak-hak dan merampas kekayaan alam negara lain dan orang lain yang
lebih lemah kekuatan iptek, ekonomi dan militernya, maka kemajuan di Barat
melahirkan penderitaan kolonialisme-imperialisme (penjajahan) di Dunia Timur
& Selatan.
Kemajuan Iptek di Barat, yang didominasi oleh pandangan dunia dan
paradigma sains (Iptek) yang positivistik-empirik sebagai anak kandung
filsafat-ideologi materialisme-sekuler, pada akhirnya juga telah melahirkan
penderitaan dan ketidakbahagiaan psikologis/ruhaniah pada banyak manusia baik
di Barat maupun di Timur.
Krisis multidimensional terjadi akibat perkembangan Iptek yang lepas
dari kendali nilai-nilai moral Ketuhanan dan agama. Krisis ekologis, misalnya:
berbagai bencana alam: Tsunami, gempa dan kacaunya iklim dan cuaca dunia akibat
pemanasan global yang disebabkan tingginya polusi industri di negara-negara
maju; Kehancuran ekosistem laut dan keracunan pada penduduk pantai akibat polusi
yang diihasilkan oleh pertambangan mineral emas, perak dan tembaga, seperti
yang terjadi di Buyat, Sulawesi Utara dan di Freeport Papua, Minamata Jepang.
Kebocoran reaktor Nuklir di Chernobil, Rusia, dan di India, dll. Krisis Ekonomi
dan politik yang terjadi di banyak negara berkembang dan negara miskin, terjadi
akibat ketidakadilan dan ’penjajahan’ (neo-imperialisme) oleh negara-negara
maju yang menguasai perekonomian dunia dan ilmu pengetahuan dan teknologi
modern.
Negara-negara yang berpenduduk mayoritas Muslim, saat ini pada
umumnya adalah negara-negara berkembang atau negara terkebelakang, yang lemah
secara ekonomi dan juga lemah atau tidak menguasai perkembangan ilmu
pengetahuan dan sains-teknologi. Karena nyatanya saudara-saudara Muslim kita
itu banyak yang masih bodoh dan lemah, maka mereka kehilangan harga diri dan
kepercayaan dirinya. Beberapa di antara mereka kemudian menjadi hamba budaya
dan pengikut buta kepentingan negara-negara Barat. Mereka menyerap begitu saja
nilai-nilai, ideologi dan budaya materialis (’matre’) dan sekular (anti Tuhan)
yang dicekokkan melalui kemajuan teknologi informasi dan media komunikasi
Barat. Akibatnya krisis-krisis sosial-moral dan kejiwaan pun menular kepada
sebagian besar bangsa-bangsa Muslim.
Kenyataan memprihatikan ini sangat ironis. Umat Islam yang mewarisi
ajaran suci Ilahiah dan peradaban dan Iptek Islam yang jaya di masa lalu,
justru kini terpuruk di negerinya sendiri, yang sebenarnya kaya sumber daya
alamnya, namun miskin kualitas sumberdaya manusianya (pendidikan dan Ipteknya).
Ketidakadilan global ini terlihat dari fakta bahwa 80% kekayaan dunia hanya
dikuasai oleh 20 % penduduk kaya di negara-negara maju. Sementara 80% penduduk
dunia di negara-negara miskin hanya memperebutkan remah-remah sisa makanan pesta
pora bangsa-bangsa negara maju.
Ironis bahwa Indonesia yang sangat kaya dengan sumber daya alam
minyak dan gas bumi, justru mengalami krisis dan kelangkaan BBM. Ironis bahwa
ditengah keberlimpahan hasil produksi gunung emas-perak dan tembaga serta kayu
hasil hutan yang ada di Indonesia, kita justru mengalami kesulitan dan krisis
ekonomi, kelaparan, busung lapar, dan berbagai penyakit akibat kemiskinan
rakyat. Kemana harta kekayaan kita yang Allah berikan kepada tanah air dan
bangsa Indonesia ini? Mengapa kita menjadi negara penghutang terbesar dan
terkorup di dunia?
Kenyataan menyedihkan tersebut sudah selayaknya menjadi cambuk bagi
kita bangsa Indonesia yang mayoritas Muslim untuk gigih memperjuangkan
kemandirian politik, ekonomi dan moral bangsa dan umat. Kemandirian itu tidak
bisa lain kecuali dengan pembinaan mental-karakter dan moral (akhlak)
bangsa-bangsa Islam sekaligus menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi yang
dilandasi keimanan-taqwa kepada Allah SWT. Serta melawan pengaruh buruk budaya
sampah dari Barat yang Sekular, Matre dan hedonis (mempertuhankan kenikmatan
hawa nafsu).
Akhlak yang baik muncul dari keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT
Sumber segala Kebaikan, Keindahan dan Kemuliaan. Keimanan dan ketaqwaan kepada
Allah SWT hanya akan muncul bila diawali dengan pemahaman ilmu pengetahuan dan
pengenalan terhadap Tuhan Allah SWT dan terhadap alam semesta sebagai tajaliyat
(manifestasi) sifat-sifat KeMahaMuliaan, Kekuasaan dan Keagungan-Nya.
Islam, sebagai agama penyempurna dan paripurna bagi kemanusiaan,
sangat mendorong dan mementingkan umatnya untuk mempelajari, mengamati,
memahami dan merenungkan segala kejadian di alam semesta. Dengan kata lain
Islam sangat mementingkan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Berbeda dengan pandangan dunia Barat yang melandasi pengembangan
Ipteknya hanya untuk kepentingan duniawi yang ’matre’ dan sekular, maka Islam
mementingkan pengembangan dan penguasaan Iptek untuk menjadi sarana
ibadah-pengabdian Muslim kepada Allah SWT dan mengembang amanat Khalifatullah
(wakil/mandataris Allah) di muka bumi untuk berkhidmat kepada kemanusiaan
dan menyebarkan rahmat bagi seluruh alam (Rahmatan lil ’Alamin). Ada
lebih dari 800 ayat dalam Al-Qur’an yang mementingkan proses perenungan,
pemikiran dan pengamatan terhadap berbagai gejala alam, untuk ditafakuri dan
menjadi bahan dzikir (ingat) kepada Allah. Yang paling terkenal adalah ayat:
“ Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih
bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang
berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk
atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit
dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau ciptakan ini dengan
sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.” (QS
Ali Imron [3] : 190-191)
“Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman dan
berilmu pengetahuan beberapa derajat.” (QS. Mujadillah [58] : 11 )
Bagi umat Islam, kedua-duanya adalah merupakan ayat-ayat (atau
tanda-tanda/sinyal) KeMahaKuasaan dan Keagungan Allah SWT. Ayat tanziliyah/naqliyah
(yang diturunkan atau transmited knowledge), seperti kitab-kitab suci
dan ajaran para Rasulullah (Taurat, Zabur, Injil dan Al Qur’an), maupun ayat-ayat
kauniyah (fenomena, prinsip-prinsip dan hukum alam), keduanya bila dibaca,
dipelajari, diamati dan direnungkan, melalui mata, telinga dan hati (qalbu +
akal) akan semakin mempertebal pengetahuan, pengenalan, keyakinan dan keimanan
kita kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa, Wujud yang wajib, Sumber segala
sesuatu dan segala eksistensi). Jadi agama dan ilmu pengetahuan, dalam Islam
tidak terlepas satu sama lain. Agama dan ilmu pengetahuan adalah dua sisi koin
dari satu mata uang koin yang sama. Keduanya saling membutuhkan, saling
menjelaskan dan saling memperkuat secara sinergis, holistik dan integratif.
Bila ada pemahaman atau tafsiran ajaran agama Islam yang menentang
fakta-fakta ilmiah, maka kemungkinan yang salah adalah pemahaman dan tafsiran
terhadap ajaran agama tersebut. Bila ada ’ilmu pengetahuan’ yang menentang
prinsip-prinsip pokok ajaran agama Islam maka yang salah adalah tafsiran
filosofis atau paradigma materialisme-sekular yang berada di balik wajah ilmu
pengetahuan modern tersebut.
Karena alam semesta –yang dipelajari melalui ilmu pengetahuan–, dan
ayat-ayat suci Tuhan (Al-Qur’an) dan Sunnah Rasulullah SAAW — yang dipelajari
melalui agama– , adalah sama-sama ayat-ayat (tanda-tanda dan perwujudan/tajaliyat)
Allah SWT, maka tidak mungkin satu sama lain saling bertentangan dan bertolak
belakang, karena keduanya berasal dari satu Sumber yang Sama, Allah Yang Maha
Pencipta dan Pemelihara seluruh Alam Semesta.
Dalam
membicarakan tentang iptek mulai dikaitkan dengan moral dan agama. Dalam kaitan
ini, keterkaitan iptek dengan moral (agama) diharapkan bukan hanya pada aspek
penggunaannya saja ( aksiologi), tapi juga pada pilihan objek (ontology) dan
metodologi(epistemology)nya sekaligus.
Dinegara ini gagasan tentang pendidikan imtak dan iptek sudah lama
di gulirkan seperti yang diterapkan BJ.Habibie karena adanya problem dikotomi
antara apa yang di namakan ilmu-ilmu umum(sains) dan ilmu-ilmiu agama (islam)
juga disebabkan adanya kenyataan bahwa
pengembangan iptek dalam system pendidikan di Indonesia tampaknya berjalan
sendiri tanpa dukungan asas iman dan taqwa yang kuat sehingga pengembangan dan
kemajuan iptek tidak memiliki nilai tambah dan manfaat untuk kemaslahatan umat dan bangsa.
Secara lebih spesifik integrasi pendidikan imtak dan iptek di
perlukan karena empat alasan :
Iptek akan
memberikan berkah dan manfaat yang sangat besar bagi kesejahteraan hidup
manusia bila iptek disertai oleh asas iman dan taqwa kepada allah SWT.
Sebaliknya, tanpa asas imtak,iptek bias disalah gunakan pada tujuan-tujuan yang
bersifat destruktif (merusak)
Iptek yang
menjadi dasar modernisme, telah menimbulkan pola dan gaya hidup baru yang
bersifat sekularistik,materialistic dan hedonistic yang sangat berlawanan
dengan nilai-nilai budaya dan agama yang di anut oleh bangsa Indonesia
Dalam kehidupan, manusia tidak hanya memerlukan sepotong roti
(kebutuhan jasmani), tetapi juga membutuhkan imtak dan nilai-nilai surgawi(
kebutuhan spiritual) oleh karena itu, penekanan pada salah satu sisi, akan
menyebabkan kehidupan menjadi pincang dan berat sebelah , dan menyalahi hipnat
kebijaksanaan tuhan yang telah menciptakan manusia dalam kesatuan jiwa raga,
lahir dan batin, dunia dan akhirat
Imtaq menjadi landasan dan dasa paling kuat yang akan mengantar
manusia menggapai kebahagiaan hidup.tanpa dasar imtak, segala atribut
duniawi,seperti harta, pangkat, ipte, dan keturunan, tidak akan mampu alias
gagal mengantar manusia meraih kebahagiaan. Kemajuan dalam semua itu, tanpa
iman dan upaya mencari ridha allah SWT, hanya akan menghasilkan fatamorgana yang
tidak menjanjikan apa-apa selain bayangan palsu (QS.an-nur 39 ) maka itegrasi
imtak dan iptek harus di upayakan dalam format yang tepat , sehingga keduanya
berjalan seimbang dan dapat mengantar manusia meraih kebaikan dunia (hasanah fi al-dunya) dan kebaikan akhirat (
hasanah fi al-akhira).( QS Al-baqaraah:201).
a.Aqidah
Islam Sebagai Dasar Iptek
Inilah peran pertama yang dimainkan Islam dalam iptek, yaitu aqidah
Islam harus dijadikan basis segala konsep dan aplikasi iptek. Inilah paradigma
Islam sebagaimana yang telah dibawa oleh Rasulullah SAW.
Paradigma Islam inilah yang seharusnya diadopsi oleh kaum muslimin
saat ini.Bukan paradigma sekuler seperti yang ada sekarang. Diakui atau tidak,
kini umat Islam telah telah terjerumus dalam sikap membebek dan mengekor Barat
dalam segala-galanya; dalam pandangan hidup, gaya hidup, termasuk dalam konsep
ilmu pengetahuan. Bercokolnya paradigma sekuler inilah yang bisa
menjelaskan,mengapa di dalam sistem pendidikan yang diikuti orang Islam,
diajarkan sistem
ekonomi kapitalis yang pragmatis serta tidak kenal halal haram. Eksistensi paradigma sekuler itu menjelaskan pula mengapa tetap diajarkan konsep pengetahuan yang bertentangan dengan keyakinan dan keimanan muslim. Misalnya; Teori Darwin yang dusta dan sekaligus bertolak belakang dengan Aqidah Islam. Bahwa manusia adalah hasil evolusi dari organisme sederhana yang selama jutaan tahun berevolusi melalui seleksi alam menjadi
organisme yang lebih kompleks hingga menjadi manusia modern sekarang
ekonomi kapitalis yang pragmatis serta tidak kenal halal haram. Eksistensi paradigma sekuler itu menjelaskan pula mengapa tetap diajarkan konsep pengetahuan yang bertentangan dengan keyakinan dan keimanan muslim. Misalnya; Teori Darwin yang dusta dan sekaligus bertolak belakang dengan Aqidah Islam. Bahwa manusia adalah hasil evolusi dari organisme sederhana yang selama jutaan tahun berevolusi melalui seleksi alam menjadi
organisme yang lebih kompleks hingga menjadi manusia modern sekarang
Kekeliruan paradigmatis ini harus dikoreksi. Ini tentu perlu
perubahan fundamental dan perombakan total. Dengan cara mengganti paradigma
sekuler yangada saat ini, dengan paradigma Islam yang memandang bahwa Aqidah
Islam (bukan paham sekularisme) yang seharusnya dijadikan basis bagi bangunan
ilmu pengetahuan manusia.
Namun di sini perlu dipahami dengan seksama, bahwa ketika Aqidah
Islam dijadikan landasan iptek, bukan berarti konsep-konsep iptek harus
bersumber dari Al-Qur`an dan Al-Hadits, tapi maksudnya adalah konsep iptek
harus distandardisasi benar salahnya dengan tolok ukur Al-Qur`an dan Al-Hadits
dan tidak boleh bertentangan dengan keduanya (Al-Baghdadi, 1996:12).
Jika kita menjadikan Aqidah Islam sebagai landasan iptek, bukan
berarti bahwa ilmu astronomi, geologi, agronomi, dan seterusnya, harus
didasarkan pada ayat tertentu, atau hadis tertentu. Kalau pun ada ayat atau
hadis yang cocok dengan fakta sains, itu adalah bukti keluasan ilmu Allah yang
meliputi segala sesuatu(lihat QS An-Nisaa` [4] :126 dan QS Ath-Thalaq [65] :12),
bukan berarti konsep
iptek harus bersumber pada ayat atau hadis tertentu. Misalnya saja dalam astronomi ada ayat yang menjelaskan bahwa matahari sebagai pancaran cahaya dan panas (QS Nuh [71] : 16), bahwa langit (bahan alam semesta) berasal dari asap (gas) sedangkan galaksi-galaksi tercipta dari kondensasi (pemekatan) gas tersebut (QS Fushshilat [41] : 11-12), dan seterusnya. Ada sekitar 750 ayat dalam Al-Qur`an yang semacam ini (Lihat Al-Baghdadi, 2005:113). Ayat-ayat ini menunjukkan betapa luasnya ilmu Allah sehingga meliputi segala sesuatu, dan menjadi tolok ukur kesimpulan iptek, bukan berarti bahwa konsep iptek wajib didasarkan pada ayat-ayat tertentu.
iptek harus bersumber pada ayat atau hadis tertentu. Misalnya saja dalam astronomi ada ayat yang menjelaskan bahwa matahari sebagai pancaran cahaya dan panas (QS Nuh [71] : 16), bahwa langit (bahan alam semesta) berasal dari asap (gas) sedangkan galaksi-galaksi tercipta dari kondensasi (pemekatan) gas tersebut (QS Fushshilat [41] : 11-12), dan seterusnya. Ada sekitar 750 ayat dalam Al-Qur`an yang semacam ini (Lihat Al-Baghdadi, 2005:113). Ayat-ayat ini menunjukkan betapa luasnya ilmu Allah sehingga meliputi segala sesuatu, dan menjadi tolok ukur kesimpulan iptek, bukan berarti bahwa konsep iptek wajib didasarkan pada ayat-ayat tertentu.
Jadi, yang dimaksud menjadikan Aqidah Islam sebagai landasan iptek
bukanlah bahwa konsep iptek wajib bersumber kepada Al-Qur`an dan Al-Hadits,
tapi yang dimaksud, bahwa iptek wajib berstandar pada Al-Qur`an dan
Al-Hadits.Ringkasnya, Al-Qur`an dan Al-Hadits adalah standar (miqyas) iptek,
dan bukannya sumber (mashdar) iptek. Artinya, apa pun konsep iptek yang
dikembangkan, harus sesuai dengan Al-Qur`an dan Al-Hadits, dan tidak boleh
bertentangan dengan Al-Qur`an dan Al-Hadits itu. Jika suatu konsep iptek
bertentangan dengan Al-Qur`an dan Al-Hadits, maka konsep itu berarti harus
ditolak. Misalnya saja Teori Darwin yang menyatakan bahwa manusia adalah hasil
evolusi dari organisme sederhana yang selama jutaan tahun berevolusi melalui
seleksi alam menjadi organisme yang lebih kompleks hingga menjadi manusia
modern sekarang. Berarti, manusia sekarang bukan keturunan manusia pertama,
Nabi Adam AS, tapi hasil dari evolusi organisme sederhana. Ini bertentangan
dengan firman Allah SWT yang menegaskan, Adam AS adalah manusia pertama, dan
bahwa seluruh manusia sekarang adalah keturunan Adam AS itu, bukan keturunan
makhluk lainnya sebagaimana fantasi Teori Darwin (Zallum, 2001). Firman Allah
SWT (artinya) :
(Dialah Tuhan) yang memulai penciptaan manusia dari tanah, kemudian
Dia
menciptakan keturunannya dari sari pati air yang hina (mani). (QS As-Sajdah[32] : 7)
menciptakan keturunannya dari sari pati air yang hina (mani). (QS As-Sajdah[32] : 7)
Hai manusia,
sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan
seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya
kamu saling kenal mengenal.(QS Al-Hujuraat [49] : 13)
seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya
kamu saling kenal mengenal.(QS Al-Hujuraat [49] : 13)
Implikasi lain dari prinsip ini, yaitu Al-Qur`an dan Al-Hadits
hanyalah standar iptek, dan bukan sumber iptek, adalah bahwa umat Islam boleh
mengambi iptek dari sumber kaum non muslim (orang kafir). Dulu Nabi SAW
menerapkan penggalian parit di sekeliling Madinah, padahal strategi militer itu
berasal dari tradisi kaum Persia yang beragama Majusi. Dulu Nabi SAW juga pernah memerintahkan dua sahabatnya memepelajari teknik persenjataan ke Yaman,padahal di Yaman dulu penduduknya adalah Ahli Kitab (Kristen). Umar bin Khatab pernah mengambil sistem administrasi dan pendataan Baitul Mal (Kas Negara),yang berasal dari Romawi yang beragama Kristen. Jadi, selama tidak bertentangandengan aqidah dan syariah Islam, iptek dapat diadopsi dari kaum kafir.Syariah Islam Standar Pemanfaatan Iptek
berasal dari tradisi kaum Persia yang beragama Majusi. Dulu Nabi SAW juga pernah memerintahkan dua sahabatnya memepelajari teknik persenjataan ke Yaman,padahal di Yaman dulu penduduknya adalah Ahli Kitab (Kristen). Umar bin Khatab pernah mengambil sistem administrasi dan pendataan Baitul Mal (Kas Negara),yang berasal dari Romawi yang beragama Kristen. Jadi, selama tidak bertentangandengan aqidah dan syariah Islam, iptek dapat diadopsi dari kaum kafir.Syariah Islam Standar Pemanfaatan Iptek
Peran kedua Islam dalam perkembangan iptek, adalah bahwa Syariah
Islam harus dijadikan standar pemanfaatan iptek. Ketentuan halal-haram
(hukum-hukum syariah Islam) wajib dijadikan tolok ukur dalam pemanfaatan iptek,
bagaimana pun juga bentuknya. Iptek yang boleh dimanfaatkan, adalah yang telah dihalalkan
oleh syariah Islam. Sedangkan iptek yang tidak boleh dimanfaatkan,
adalah yang telah diharamkan syariah Islam.
adalah yang telah diharamkan syariah Islam.
Keharusan tolok
ukur syariah ini didasarkan pada banyak ayat dan juga hadits yang mewajibkan
umat Islam menyesuaikan perbuatannya (termasuk menggunakan iptek) dengan
ketentuan hukum Allah dan Rasul-Nya. Antara lain firman Allah (artinya) :
Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga
mereka
menjadikan kamu (Muhammad) sebagai hakim dalam perkara yang mereka
perselisihkan (QS An-Nisaa` [4] : 65)
menjadikan kamu (Muhammad) sebagai hakim dalam perkara yang mereka
perselisihkan (QS An-Nisaa` [4] : 65)
Ikutilah apa
yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu dan janganlah kamu
mengikuti pemimpin-pemimpin selain-Nya (QS Al-A?raaf [7] : 3)
mengikuti pemimpin-pemimpin selain-Nya (QS Al-A?raaf [7] : 3)
Sabda
Rasulullah SAW :
Barangsiapa
yang melakukan perbuatan yang tidak ada perintah kami atasnya,
maka perbuatan itu tertolak. (HR Muslim)
maka perbuatan itu tertolak. (HR Muslim)
Kontras dengan ini, adalah apa yang ada di Barat sekarang dan juga
negeri-negeri muslim yang bertaqlid dan mengikuti Barat secara membabi buta.
Standar pemanfaatan iptek menurut mereka adalah manfaat, apakah itu dinamakan
pragmatisme atau pun utilitarianisme. Selama sesuatu itu bermanfaat,
yakni dapat memuaskan kebutuhan manusia, maka ia dianggap benar dan absah untuk dilaksanakan. Meskipun itu diharamkan dalam ajaran agama.
yakni dapat memuaskan kebutuhan manusia, maka ia dianggap benar dan absah untuk dilaksanakan. Meskipun itu diharamkan dalam ajaran agama.
Keberadaan standar manfaat itulah yang dapat menjelaskan, mengapa
orang Barat mengaplikasikan iptek secara tidak bermoral, tidak
berperikemanusiaan, dan bertentangan dengan nilai agama. Misalnya menggunakan
bom atom untuk membunuh ratusan ribu manusia tak berdosa, memanfaatkan bayi
tabung tanpa melihat moralitas (misalnya meletakkan embrio pada ibu pengganti), mengkloning manusia (berarti manusia bereproduksi secara a-seksual, bukan seksual), mengekploitasi alam secara serakah walaupun menimbulkan pencemaran yang berbahaya, dan seterusnya.
tabung tanpa melihat moralitas (misalnya meletakkan embrio pada ibu pengganti), mengkloning manusia (berarti manusia bereproduksi secara a-seksual, bukan seksual), mengekploitasi alam secara serakah walaupun menimbulkan pencemaran yang berbahaya, dan seterusnya.
Karena itu, sudah saatnya standar manfaat yang salah itu dikoreksi
dan diganti dengan standar yang benar. Yaitu standar yang bersumber dari
pemilik segala ilmu yang ilmu-Nya meliputi segala sesuatu, yang amat mengetahui
mana yang secara hakiki bermanfaat bagi manusia, dan mana yang secara hakiki
berbahaya bagi manusia. Standar itu adalah segala perintah dan larangan Allah
SWT yang bentuknya secara praktis dan konkret adalah syariah Islam.
Setiap manusia diberi hidayah allah SWT berupa ‘’ Alat” untuk
mencapai dan membuka kebenaran. Hidayah tersebut adalahIndra, untuk menangkap
kebenaran fisikNaluri, untuk mempertahankan hidup dan kelangsungan hidup
manusiasecara pribadi ,aupun social. Pikiran dan atau kemampuan rasional yang
mampu mengmbangkan kemampuan tiga jenis pengetahuan akali (pengetahuan
biasa,ilmiah dan fisafih). Akal juga merupakan pengantar untuk menuju kebenaran
tertinggi. Imajinasi, daya hayal yang mampu menghasilkan kreativitas dan
menyempurnakan pengetahuannya
Hati nurani, suatu kemampuan manusia
untuk dapat menangkap kebenaran tingkah laku manusia sebagai makhluk
yang harus bermoral
Dalam menghadapi perkembangan budaya,manusia dengan perkembangan
iptek yang pesat,perlu mencari keterkaitan antara sistem nilai dan norma-norma
islam dengan perkembangan tersebut.Menurut Mehdi Ghulsyani (1995),Menurut
Al-Faruqi yang mengintrodusir istilah.
“ Islamisasi Ilmu Pengetahuan
“dalam menghadapi perkembangan iptek ilmuwan muslim dapat di kelompokan dalam 3
kelompok ;
- Kelompok yang menganggap iptek modern bersifat netral dan berusaha melegitimasi hasil-hasil iptek modern dengan mencari ayat-ayat al-qur’an yang sesuai
- Kelompok yang bekerja dengan iptek modern, tetapi berusaha juga mempelajari sejarh dan filsafat ilmu agar dapat menyaring elemen-elemen yamg tidak islami
- Kelompok yang percaya adanya iptek islam dan berusaha membangunnya
Untuk menyikapi
iptek dalam kehidupan sehari-hari yang islami adalah memanfaatkan perkembangan
iptek untuk meningkatkan martabat manusia dan meningkatkan kualitas ibadah
kepada Allah SWT.Sedangkan,kebenaran iptek menurut islam adalah sebanding
dengan kemanfaatannya iptek sendiri.Iptek akan bermanfaat apabila;
- Mendekatkan pada kebenaran Allah dan bukan menjauhkannya
- Dapan membantu umat merealisasikan tujuan-tujuannya (yang baik)
- Dapat memberikan pedoman bagi sesama
- Dapat menyelesaikan persoalan umat
BAB III
KESIMPULAN
Dalam konsep islam sesuatu hal yang dapat dikatakan mengandung
kebenaran apabila ia mengandung manfaat dalam arti luas. Ilmu pengetahuan dan
teknologi serta hasil-hasilnya disamping harus mengingatkan manusia kepada
Allah, juga mengingatkan manusia dalam kedudukannya sebagai khalifah yang
kepadanya tunduk segala yang ada di alam raya ini.
Ilmu pengetahuan dan teknologi dizaman yang sudah serba canggih ini
sangat dibutuhkan. Teknologi merupakan bagian dari ilmu pengetahuan yang
berkembang secara mandiri. Teknologi tidak mungkin berkembang tanpa didasari
ilmu pengetahuan yang kokoh. Maka dari itu teknologi dan ilmu pengetahuan
menjadi kesatuan yang tak terpisahkan.
Iptek memiliki dampak positif dan negatif dalam perkembangannya di kehidupan kita sehari-hari. Dampak positifnya diantaranya adalah dapat memperbaiki kualitas hidup manusia. Sedangkan diantara dampak negatifnya adalah, meningkatkan aksi terorisme; penggunaan informasi dan situs tertentu; terjadinya pengangguran bagi tenaga kerja yang kurang berkualifikasi; penyalah gunaan pengetahuan
Dalam pandangan islam,antara agama,ilmu pengetahuan dan teknologi terdapat hubungan yang harmonis yang terintegrasi ke dalam suatu system yang disebut Dinul Islam. Kesempurnaan ajaran agama islam tergambar dalam keutuhan ajaran agama islam
Iptek memiliki dampak positif dan negatif dalam perkembangannya di kehidupan kita sehari-hari. Dampak positifnya diantaranya adalah dapat memperbaiki kualitas hidup manusia. Sedangkan diantara dampak negatifnya adalah, meningkatkan aksi terorisme; penggunaan informasi dan situs tertentu; terjadinya pengangguran bagi tenaga kerja yang kurang berkualifikasi; penyalah gunaan pengetahuan
Dalam pandangan islam,antara agama,ilmu pengetahuan dan teknologi terdapat hubungan yang harmonis yang terintegrasi ke dalam suatu system yang disebut Dinul Islam. Kesempurnaan ajaran agama islam tergambar dalam keutuhan ajaran agama islam
Ilmu pengetahuan
dipandang sebagai suatu hal yang sangat mulia dan berharga.kebebasan berfikir,
sebagai hak asasi manusia di akui sepenuhnya.
Ilmu pengetahuan dan teknologi adalah lapangan kegiatan yang terus
menerus berkembang dan perlu di kembangkan karena mempunyai manfaat sebagai
penunjang kehidupan manusia.
Ilmu pengetahuan
dan teknologi, di suatu sisi telah memberikan “berkah” dan anugrah yang luar
biasa bagi kehidupan umat manusia. Namun di sisi lain,iptek telah mendatangkan
“petaka”yang pada gilirannya mengancam nilai-nilai kemanusiaan.
Hakikat penyikapan iptek
dalam kehidupan sehari-hari yang islami adalah memanfaatkan perkembangan iptek
untuk meningkatkan martabat manusia dan meningkatkan kualitas ibadah kepada
Allah SWT.
Maka dari itu, peran pendidikan islam dalam perkembangan iptek
antara lain, aqidah islam sebagai dasar pengembangan iptek; dan syariah islam
sebagai standar pemanfaatan iptek. Karena pendidikan islam memiliki tiga
komponen untuk mengendalikan dan mengembangkan iptek. Yaitu: Amar ma’ruf; Nahi
mungkar; dan Iman kepada Allah SWT.
BAB IV
KATA PENUTUP
ALHAMDULLILLAH
,
Dengan innaya Allah akhirnya telah
kami selesaikan degan sempurna .
Semoga selembaran buku ini
bermanfaat bagi pembacanya dan dapat mengetahui ISLAM DAN PENGEMBANGAN ILMU
PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI.
Apabila ada salah kata / kalimat
salah mohon dimaafkan . Karena kami tim penyusun hanya orang biasa yang tidak
bisa apa – apa tanpa ada doa dan dorongan dari anda .
Dan kami tim penyusun mengakhiri
tugas ini dengan banyak – banyak terimakasih .
WASSALAMUALAIKUM
WR.WB
DAFTAR
PUSTAKA
armaz,adnin,2005.westernisasi
dan islamisasi ilmu,dalam Majalah
ISLAMIA, Thn.I, No.6,juli-September
Azra,azyumardi,1999.”esai-esai
Intelektual Muslim dan Pendidikan Islam”,Jakarta:PT LOGOS Wacana Ilmu,
Al-Siba’ie
Mustafa,1995.al-Hadharah al-islamiyah. Beriut;Dar al-kutub li-almalayin,Badri,Yatim. Sejarah Perdaban
Islam.Bandung:Rosda karya,2011
Departemen Agama,2005.Al-Qur’an
al-karim,Jakarta:Depag RI.
Nasr,husein Sayyed,2002.The
Secret of Knowledge ,terj.Bandung
;Mizan.
Shihab,Quraish,2003.
Wawasan al-Qur’an,bandung:Mizan.
waah.. banyak juga isinya... jadi harus sabar kalo baca...
BalasHapusassalamu'alikum wr wb,
BalasHapusmau nanya sbnrnya gimana si caranya konsep islam dalam menyikapI perkembangan IPTEK dan apa yang harus dilakukan umat islam dalam menghadapi kemajuan IPTEK.? mohon balasannya
terimakasih ^_^