Saat
senja datang, aku berdiri di samping jendela kamar sembari memegang sebuah
album tua yang sudah usang, saat aku buka album itu aku melihat gambar sosok
seorang wanita tua duduk manis bersamaku. Dan aku pun teringat bahwa itu adalah seorang nenek
yang sudah lama tidak pernah aku jumpai, nenekku telah pergi meninggalkanku
karena penyakit yang dideritanya satu tahun yang lalu, namun meskipun begitu
kasih sayangnya masih sangat melekat di hatiku dengan pesan-pesan yang pernah
diucapkan saat beliau masih hidup.
Tak kusadari karena sangat terhanyut dalam
ingatanku itu aku pun meneteskan air mata, tak lama kemudian aku mendengar
sayup-sayup orang memanggilku “Fhi,Nifhi” ternyata ibuku memanggil, “ada apa
bu?”, jawabku sambil berjalan keluar dari kamarku. Kulihat ibuku menangis
terisak, dan aku pun bertanya ,”Ada apa bu? Kenapa ibu menangis? Apa yang
terjadi?”, tanyaku ngotot. Ibu menjawab pertanyaanku dengan terbata-bata, “
A-a-ayahmu.. Ayahmu kecelakaan, ayo cepat kita ke RS Mulia”. Setelah mendengar
jawaban ibu sontak aku langsung mengambil kontak sepeda motor dan langsung
bergerak menuju RS Mulia bersama ibu.
Sesampainya disana aku menuju kamar yang disana
terlihat jelas sosok lelaki setengah tua terbaring lemas, tidak lain beliau
adalah ayahku. Sontak aku teriak sekencang mungkin ,”ayahhhhh..!!” dan aku
langsung menghampirinya, ku peluk tubuhnya sambil berkata,”ayah kenapa bisa
begini ? ayah kenapaaaaaa????,” belum
sempat ayahku menjawab, aku berkata lagi ,” Ayah tahu kan satu minggu lagi aku
akan menjadi seorang mahasiswi kebanggaan ayah yang sebenarnya”. Lalu ayah
menjawab dengan suara lirih “, ya nak, ayah tahu Nifhi harus jadi orang yang
sukses, mahasiswi terbaik dan bisa mendapatkan beasiswa internasional di Amerika Serikat ya sayang,” sekarang
tolong panggil ibu dan semua keluarga besar kita, Ayah ingin berfoto bersama
kalian,” lanjut ayah.
Firasat buruk tentang ayah pun aku rasakan, namun
aku mencoba menolaknya, tak lama kemudian aku masuk bersama ibu dan keluarga
besarku ke kamar ayah dirawat. Disana kita berfoto bersama dan setelah selesai
foto ayah berkata,” nanti jaga baik-baik foto ini , jadikan album dan kalau
rindu ayah bukalah album foto ini.” Ternyata kata itu adalah pesan terakhirnya,
tak lama kemudian ayah merasa sesak dan mengucapakan kalimat tauhid dan
akhirnya beliau menghembuskan nafas terakhirnya.
Dua minggu kemudian, masih dalam balutan duka aku
usahakan untuk tetap masuk di bangku kuliah yang aku inginkan, sejak itu aku
berjanji akan berusaha menjadi seperti yang ayahku inginkan. Hari demi hari
telah kulewati, dalam perjalanan studyku, aku pun tak lepas dari masalah dan hambatan.
Jika semangatku menurun, aku buka album kenanganku dan seketika itu aku bisa
membangkitkan lagi semangatku dan lebih termotivasi.
(Shofiyatul M.,
2011A)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar