ANTROPOLOGI
OBYEK
DAN KAJIAN SOSIOLOGI
Oleh :
MU’AMMAR SYAIKHUL QATHAFI ASS
111034028
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH
2011-A
OBYEK DAN KAJIAN SOSIOLOGI
A. PENGERTIAN SOSIOLOGI
Nama Aguste Comte seorang filosofis dari
Perancis yang hidup pada tahun 1798-1857.M Comte adalah orang yang pertama kali
melahirkan nama sosiologi pada tahun 1842,dengan menerbitkan bukunya yang
berjudul :” Positiv Philosophy “.ia memunculkan nama sosiologi ,dengan
menggabungkan dua kata yaitu “ socius “yang artinya teman atau kawan dan
diartikan sebagai masyarakat,sedangkan “ logos “ yang berarti ilmu. Jadi
sosiologi dapat dipahami sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari hubungan
antar teman atau antar anggota masyarakat.
Beriku ini akan pendapat dari beberapa
ilmuwan tentang pengertian sosiologi :
-
Adam
Kuper,berpendapat bahwa sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang fokusnya
mempelajari masyarakat.Juga menyebutkan sosiologi ebagai ilmu yang mempelajari
tindakan atau perilaku manusia di dalam kelompoknya.
-
Pitirin
Sorokin,mengatakan bahwa sosiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari hubungan
dan pengaruh timbal-balik antara aneka macam gejala ekonomi dengan agama,keluarga
dengan moral,hukum dengan ekonomi,gerak masyarakat dengan politik.
-
Selo
Soermadjan dan Soelaeman
Soemardi,mengatakan baha sosiologi atau ilmu masyarakat adalah ilmu yang
mempelajari struktur social dan proses-proses social termasuk perubahan-perubahan
social.
-
Nursid
Sumaatmaja (1986),berpendapat bahwa sosiologi adalah ilmu pengetahuan tentang
relasi-relasi social,artinya bahwa manusia merupakan makhluk yang aktif
mengadakan kontak-kontak dengan antaraksi-antaraksi social yang berupa tingkah
laku dan dapat saling mempengaruhi.
Dari apa
yang dikemukakan para ilmuwan tentang pengertian sosiologi dapat ditarik
kesimpulan bahwa sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari :
1.
Hubungan
timbal-balik antara manusia dengan manusia lainnya,maupun individu dengn
masyarakat.
2.
Kehidupan
masyarakat dan semua tindakan atau perilaku manusia dalam kelompoknya.
3.
Struktur
social,proses social termasuk perubahan social.
4.
Pengaruh
timbale-balik antara berbagai segi kehidupan,seperti :ekonomi,moral,politik dan
agama.
B.
SEJARAH PERKEMBANGAN SOSIOLOGI.
Sejarah
pemikirsn terhadap masalah-masalh serta isu-isu yang berhubungan dengan
sosiologi sudah lama berkembang sebelum sosiologi itu lahir menjadi suatu
disiplin ilmu.Para ahli filsafat Pencerahan (Enlightenment)pada abad ke-18
sudah menekankan peranan akal budi yang potensial dalam memahami perilaku
manusi dan dalam memberikan landasan untuk hukum-hukum dan organisasi Negara.
Sejarawan
dan filsuf social islam Tunisia,Ibnu Khaldun (1332-1406),sudah merumuskan suatu
model tentang suku bangsa nomaden yang keras dan masyarakat-masyaakat halus
bertipe menetap dalam suatu hubungan yang kontras.Khaldun menyimpulkan bahwa
kehidupan nomaden lebih dahulu ada disbanding kehidupan kota dan masing-masing
kehidupan ini memiliki karakteristik tersendiri.Pendapat Khaldun tentang
watak-watak masyarakat manusia dijadiakannya sebagai landasan konsepsinya bahwa
kebudayaan dalam berbagai bangsa berkembang melalui empat fase,yaitu fase
primitive atau nomaden,fase urbanisasi,fase kemewahan dan fase kemunduran yang
mengantarkan manusia menuju jurang kehancuran.Kemudian keempat fase tersebut
sering disebut Khaldun dengn fase pembangunan,pemberi gambar gembira,penurut
dan pengahancur.
Keadaan
seacam itu tidak sekadar meland dalam sosiologi sebab sampai menjelang
pertengahan abad ke- 19,hamper semua ilmuu pengetahuan yang dikenal sekarang
ini,pernah menjadi bagian dari flsafat dunia Barat yang berperan sebagai induk
dari ilmu pengetajuan atau Mater Scientairum ataupn meurt Francis Bacon sebagai
tehe greatmother of thescience (Rosenberg,1955 dalam Supardan,2007).
Auguste Comte, seorang ahli filsafat
dari Perancis yang lahir pada tahun 1798 dan meninggal pada tahun
1853. Auguste Comte mencetuskan pertama kali nama sociology dalam
bukunya yang berjudul Positive Philoshopy yang terbit pada tahun 1830-1842.
Pada waktu itu Comte menganggap bahwa semua penelitian tentang masyarakat telah
mencapai tahap terakhir, yakni tahap ilmiah, oleh karenanya ia menyarankan
semua penelitian tentang masyarakat ditingkatkan menjadi ilmu yang berdiri
sendiri, lepas dari filsafat yang merupakan induknya. Pandangan Comte yang
dianggap baru pada waktu itu adalah bahwa sosiologi harus didasarkan pada
observasi dan klasifikasi yang sistematis, dan bukan pada kekuasaan serta
spekulasi.
Di
samping mengemukakan istilah sosiologi untuk ilmu baru yang berasal dari
filsafat masyarakat ini, Comte juga merupakan orang pertama yang membedakan
antara ruang lingkup dan isi sosiologi dari ilmu-ilmu lainnya.
Menurut
Comte ada tiga tahap perkembangan intelektual, yang masing-masing merupakan
perkembangan dari tahap sebelumnya. Tahap pertama dinamakan tahap
theologis, kedua adalah tahap metafisik, dan ketiga adalah
tahap positif. Pada tahap pertama manusia menafsirkan gejala-gelajala di
sekelilingnya secara teologis, yaitu dengan kekuatan adikodrati yang
dikendalikan oleh roh, dewa, atau Tuhan yang Maha Kuasa. Pada tahap kedua
manusia mengacu pada hal-hal metafisik atau abstrak, pada tahap ketiga manusia
menjelaskan fenomena-fenomena ataupun gejala-gejala dengan menggunakan metode
ilmiah, atau didasarkan pada hukum-hukum ilmiah. Di sinilah sosiologi sebagai
penjelasan ilmiah mengenai masyarakat.
Tokoh
ahli kemasyarakatan dari inggris,yaitu Herbert Spencer (1820-1830)merupakan
tokoh pertama menulis tentang masyarakat atas dasar data empiris yang konkret
dan dituangkan dalam bukunya yang berjudul Principles of Sociology.Mengemukakan
tentang kunci memahami gejala social atau gejala alamiah itu adlah hokum
evolusi universal (Spencer,1967).
Emile
Durkeim (1858-1917) “ Bapak ilmu sosiologi “ dalam pengembangan disiplin
sosiologi sebagai disiplin akademik,mengikuti tradisi positivistic Prancis.Dalam
bukunya yang berjudul The Rules of Sociological Method,Durkheim mengajukan
dalil bahwa fakta social itu tidak dapat direduksikan ke fakta
individu,melainkan memiliki eksistensi yang independen pada tingkat
soaial.walaupun pendapt tersebut ditentang oleh tokoh-tokoh seperti,Max Weber
dan George C. Homans dalam karyanya Cocial Behavior: it’s Elementary
Forms,kelompok redksionis yang mengemukakan bahwa setiap usaha untuk
menjelaskan gejala social akhirnya harus didasarkan pada proposisi-proposisi
mengenai perlaku individu (Homans,1961 dan Supardan,2007).
Apa
yang membedakan fakta social itu dapat dibedakan dengan gejal individual? Bagi
Durkheim,fakta social itu memiliki karakteristik yang berbeda dengan gejala
individual.
1. Fakta
social bersifat eksternal terhadap individu yng merupakan cara
bertindak,berpikir dan berperasaan yang memperlihatkan keberadaanya diluar
kesadaran indvidu.
2. Fakta
social itu memaksa kepada individu,walaupun tidak dalm pengertian kepada
hal-hal negatif.
3. Fakta
social itu bersifat universal,leh karenanya tersebar secara luas alam arti
milik bersama,bkan sifat individu perorangan ataupun hasil penjumlahan
individual,tetapi kolektif.
Pada saat yang hamper sam,Max Weber (1864-1920)tokoh
pendiri akademik yang terinspirasi oleh tradisi Geistewissenchaven dan
Kulturlehre dari Jerman ,berusaha membentuk disiplin baru.Sosiologi dibedakan
oleh pendekatan dan pandangan interpretatifnya dari pada oleh pernyaan baha
seperangkat fakta terpisah merupakan wilayah ekslusif untuk studynya.Bagi
Weber,sosiologi dibedakan oleh usahanya untuk Versthen (memahami)tingkah laku
manusia dan kenyataan social iu sebagai sesuatu yang didasarkan pada motivasi
individu dan tindakan social yang berarti.
Sosilogi berkembang dengan pesatnya pada abad ke –
20,khususnya di Prancis,Jerman, dan Amerika Serikat walaupun arah perkembangan
dari Negara tersebut berbeda-beda.Nama-nama seperti, Auguste
comte dan emile Durkheim, herbert
spencer,Karl Marx,Manheim,Max Weber, George Simmel,Ralf Dahrenorf (Jerman),
Vilfredo Pareto (Italia),Pitirim Sorokin (Rusia), Charles Horton Cooley,Talcot
Parsons, Georgr Herbert Mead,Lester F Ward,Erving Goffman, Lewis Coser, Randall
Collins (AS),beserta tokoh sosiologi di Eropan dan Amerika.Dari kedua benua
inilah sosilogi kemudian menyebar ke benua dan Negara-negara lain,termasuk ke
Indonesia.Singkatnya para pelopor mengembangkan dasar-dasar sosiologi mersa
yakin bahwa mereka hidup dalam masa penting yang menentukan dalam sejarah.
Di Indonesia,walaupun secara formal sebelum
kemerdekaan belum berkembang sosiologi sebagai ilmu pengetahuan,namun menurut
Selo Soermadjan banyak diantara para pujangga dan pemimpin-pemimpin kita yang
telah memasuki unsure-unsur sosiologi dalm ajaran-ajarannya (1965).Sebagai
contoh ajaran Wulang Reh yang diciptakan oleh Mangkunegara IV dari Surakarta
yang penuh dengan tata hubungan golongan yang berbeda-beda pada masyarakat
Jawa,terutama menyangkut Intergroup Relations.Dan Rechtshogeschool atau Sekolah
Tinggi Hukum yang berkedudukan di Jakarta merupakan lembaga perguruan tinggi di
Indonesia yang pertama kali memberikan kuliah-kuliah sosiologi sebelum perguruan
tinggi di Indonesia yang pertama kali memberikan kuliah-kuliah sosiologi
sebelum meletusnya Perang Dunia II.
Mr.Djody Gondokusumo penulis pertama buku sosiologi
di Indonesoia setelah Revolusi Fisik,menyusul diterbitkannya buku sosiologi
oleh Bardoso kemudian disusul oleh tulisan Hassan Shadily,M.A yang berjudul
Sosiologi untuk Masyarakat Indonesia diterbitkan tahun 1952.Tidak lama kemudian
tahun 1962,Selo Soermadjan menulis buku Social Changees dalm bahasa inggrisnya.Isinya
adalah perihal perubahn-perubahn social dalam masyarakat Yogyakarta sebagai
akibat revolusi politik dan social di Yogyakarta.Bersama-sama Soelaeman
Soemandi tahun 1964, Selo Soermadjanmenulis buku Setangkai Bunga Sosiologi.
C. OBYEK
SOSIOLOGI
Sosiologi sebagai ilmu pengetahuan mempunyai
beberapa objek.
Objek material sosiologi adalah
kehidupan sosial, gejala-gejala dan proses hubungan antara manusia yang
memengaruhi kesatuan manusia itu sendiri.
Objek formal sosiologi lebih
ditekankan pada manusia sebagai makhluk sosial atau masyarakat. Dengan demikian
objek formal sosiologi adalah hubungan manusia antara manusia serta proses yang
timbul dari hubungan manusia di dalam masyarakat.
a. Pengertian terhadap lingkungan
social manusia dalam kehidupan sehari-hari
b. Peningkatan kehidupan masyarakat
yang serasi
c. Peningkatan kerjasama antar manusia
D. METODE
Metode
Sosiologi merupakan cara kerja yang digunakan untuk memudahkan kita dalam
melaksanakan suatu pekerjaan atau kegiatan, agar tercapai tujuan seperti yang
telah kita tentukan dan harapkan.
Beberapa
metode yang digunakan dalam Sosiologi adalah sebagai berikut :
·
1. Metode Kualitatif & Metode Kuantitatif
a.
Metode Kualitatif
Metode ini mengutamakan cara kerja dengan menjabarkan data yang
diperoleh. Metode ini dipakai apabila data hasil penelitian tidak dapat diukur
dengan angka atau dengan ukuran lain yang bersifat eksak. Istilah penelitian
kualitatif dimaksudkan sebagai jenis penelitian yang temuan-temuannya tidak
diperoleh melalui prosedur statistik atau bentuk hitungan lainnya. Contohnya
penelitian tentang kehidupan, riwayat, dan perilaku seseorang, di samping juga
tentang peranan organisasi, pergerakan sosial, atau hubungan timbal balik.
Sebagian datanya dapat dihitung sebagaimana data sensus, namun analisisnya
bersifat kualitatif.
a)
Metode Historis
b)
Metode Komparatif
c)
Metode Historis-Komparatif
d) Metode Study Kasus
b.
Metode Kuantitatif
Metode ini digunakan dalam penelitian yang analisis datanya
mengutamakan keterangan berdasarkan angka-angka. Penelitian yang dilakukan
dengan menggunakan metode ini adalah survei dan eksperimen. Gejala yang
diteliti diukur dengan skala, indeks, tabel, atau formula-formula tertentu yang
cenderung menggunakan uji statistik. Apakah perbedaan antara dua metode yang
telah kita bahas di atas? Beberapa perbedaan mendasar dari dua metode tersebut
dapat kamu pahami pada tabel berikut ini.
2.
Metode Induktif & Metode
Deduktif
a.
Metode induktif adalah metode yang mempelajari suatu gejala khusus untuk
mendapatkan kaidah-kaidah yang berlaku umum dalam lapangan yang lebih luas.
b.
Metode deduktif adalah metode yang menggunakan proses yang berkebalikan dengan
metode induktif, yaitu dimulai dengan kaidah-kaidah yang dianggap berlaku umum
untuk kemudian dipelajari dalam keadaan yang bersifat khusus.
3. Metode Empiris
& Metode Rationalist
a. Metode Empris
Metode mempelajari suatu masalah secar sistematis
dan intensif untuk mendapatkan pengetahuan yang lebih banyak mengenai masalah
tersebut melalui suatu penelitian.
Dengan menggunakan
metode ini maka penelitian bersifat :
1. Basic Research
Untuk mendapatkan pengetahuan lebih banyak
2.
Apllied Research
Penggunaan ilmu pengetahuan secara praktis.
b. Metode Rationalist
Metode Rationalist adalah
metode yang mengutamakan penilaian dengan
logika dan pikiran sehat untuk mencapai pengertian tentang
kemasyarakatan.
E.
TEKNIK DALAM
SOSIOLOGI
Teknik yaitu
cara-cara khusu untuk penerapan metode ilmiah pada masalah-masalah khusus. Teknik apa sajakah yang digunakan dalam riset
sosiologi?
- Studi Cross-Sectional dan Longitudinal.
- Eksperimen Laboratorium dan Eksperimen Lapangan.
- Penelitian Pengamatan.
1.
Penelitian AtasDasar
Kesan.
2.
Penelitian
Komparatif Statistik (Statistical Comparative Studies)
3.
Penelitian Dengan
Kuesioner Dan Wawancara
4.
Penelitian
Pemgamatan Peserta (Participant Obsever Studies).
5.
Studi Kasus (Case
Studies)
6.
Penelitian Evaluasi
(Evaluation Research).
- KONSEP-KONSEP DASAR SOSIOLOGI.
Berikut ini akan
dikemukakan beberapa konsep dasar sosiologi,yang nantinya akan banyak ditemui
dalam mempelajari dan memahami disiplin ilmu,diantarnya adalah :
1.
Individu.
Individu berasal
dari kata Latin “ Individuum” artinya yang tak terbagi.Jadi individu merupakan
satu kesatuan yang paling kecil dan terbatas dan tidak dapat dipisahkan antara
jasmani dan rohani(jiwa).
Dengan kata lain
individu tesebut tumbuh menjadi pribadi yang dalam proses pertumbuhannya
senantiasa dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor pembawaan dan faktor
lingkungan.
2.
Masyarakat
Sebuah masyarakat
tidak hanya sekedar kumpulan orang-orang atau kerumnan manusia (crowd)yang
mmiliki tujuan tertentu.Menurut Anderson
dan Parker,bahwa masyarakat iyu harus memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1.
Adanya sejumlah
orang,dua orang atau lebih.
2.
Memliki hubungan
tetap dan teratur.
3.
Tinggal dalam satu
daerah atau lokasi tertentu.
4.
Mereka terlibat
karena memiliki kepentingan bersama.
5.
Memiliki tujuan bersama
dan bekerja sama.
6.
Mempunyai perasaan
solidaritas dan perasaan berbagi rasa.
7.
Sadar akan saling
ketergantungan satu sama lain.
8.
Memiliki norma-norma
dan aturan-aturan tertentu.
9.
Mengadakan
ikatan/kesatuan berdasarkan unsur-unsur sebelumnya.
10.
Berdasarkan usur-unsur
di atas kemudian membentuk kebudayaan bersama melalui hubungan antar manusia.
Sementara itu ,menurut Ralph Linton,masyarakat adalah
setiap kelompok manusia yang telah hidup dan bekerja cukup lama,sehingga mereka
dapat mengatur diri mereka dan menganggap diri mereka sebagai satu kesatuan
sosial dengan batas-batas yang dirumuskan dengan jelas.
Jika kita melihat sejarah perkembangan masyarakat dimanapun
saja,bahwa pertumbyhan masyarakat itu melalui beberapa tahap perkembangan,mulai
dari masyarakat sederhana(masyarakat berburu dan meramu ataupun masyarakat
ladang berpindah),masyarakat pedesaan (masyarakat pertanian),masyarakat
perkotaan (masyarakat industri)sampai masyarakat kompleks(masyarakat post
modern).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar